Friday, November 28, 2008

Empat Kwatrin Musim Getir

i
orang orang, ularular dan sisa belukar
merimbuni kulit kasar bukit lancaran
bersiram purnama memancar mancar
melembutkan kemarau mengundang hujan

agar sembuh luka gagal tembakau
biar penuh suka gegap lebaran
lupa pada laylatul qadar yang memukau
lena akan utang modal tak terbayar

tapi sudah sekian lama matahari
timbul tenggelam terhanyut banjir bandang
sedang gerimis kian senang menari
di terik siang

ramalan cuaca
meramaikan kedai kedai kopi
di antara sengkarut komposisi angka tak terbaca
pada kartu kartu togel tempat terakhir menyemai mimpi

ii
rimbun orang, ular dan belukar
disisir udara yang gemetar
membangkitkan angin dari lubuk kalbu
menjaring mendung ke balik bintang seribu

ketika telapak telapak daun
di batang kering jagung
luruh lunglai menyentuh tanah
yang mengeras memeram amarah

bumi seperti lambung sapi
penuh berisi api
dan di lumbung padi
tikustikus mati

iii
getar orang, ular dan belukar di bukit lancaran
gagap menatap padang padang cahaya
kala gelap disingkapkan
di cakrawala

tinggal sebersit iman
ke mana harap akan ditautkan
setelah pupuk, pestisida dan benih hibrida
pun musim yang tak lagi ada

iv
seumpama setiap tetes air dan peluh
yang terserap kembali ke dalam tubuh tetap utuh
biarkanlah dari bukit lancaran sungai mengalir jauh
ke ujung harap nun di sebalik subuh

bengkel puisi annuqayah, 2007