Friday, May 20, 2005

Secangkir Kopi Sekental Rindu

ketika kau serupa rindu
kuhirup ruap kopi senikmat harum tubuhmu
seteguk kafein sekental ludahmu
deraskan darahku di sungai sungai waktu

jantung berdegup kencang
memompa badai dari lubuk lautan
tempat paling tenang
mengendapkan kenangan

serbuk kenangan teraduk jadi mimpi
sepekat dan sepahit kopi
tenggelam aku
bagai tersesat dalam lebat gerai rambutmu

mengurai hitam semesta
melupa segala warna
sampai terbit inti cahaya
di ufuk jiwa

fajar
dari mana hari dan hasrat bermula
memancar
seterang senyummu yang menyala nyala

dan karena kau serupa rindu
kala di dasar cangkir tinggal ampas kelam membeku
yang tersisa tetap saja ingin
meregukmu tak dingin dingin